Happy Gilmore 2 (2025) adalah komedi olahraga nostalgia yang menyentuh tentang bangkitnya kembali bintang golf unik yang berjuang melawan tragedi, kecanduan, dan rivalitas – semua demi masa depan anaknya.”
SINOPSIS FILM: Happy Gilmore 2 (2025)
Happy Gilmore 2 (2025) adalah kelanjutan dari film ikonik tahun 1996, membawa kembali Happy Gilmore (Adam Sandler) ke lapangan golf setelah melewati masa-masa sulit dalam hidupnya. Setelah kehilangan istri tercintanya dalam sebuah kecelakaan akibat pukulan golf yang tidak terduga, Happy tenggelam dalam rasa bersalah dan alkoholisme. Hidupnya merosot, kariernya berhenti, dan ia harus menghadapi kenyataan pahit bahwa kesuksesan masa lalu tidak bisa terus-menerus melindunginya. Wikipedia+3Wikipedia+3Roger Ebert+3
Bertahun-tahun kemudian, ia tinggal di New Jersey, bekerja biasa-biasa di supermarket, dan hidup dengan putri bungsunya, Vienna, sementara empat anak laki-lakinya dewasa dan hidup mandiri. Wikipedia+2Wikipedia+2 Vienna bermimpi menjadi penari balet dan ingin masuk sekolah balet bergengsi di Paris. Untuk mewujudkan impian Vienna, diperlukan biaya besar – Happy merasa harus kembali ke dunia golf profesional untuk mencukupi kebutuhan itu. Wikipedia+2Wikipedia+2
Suatu hari, promotor dari liga golf baru, Maxi Golf, yang dijalankan oleh Frank Manatee (Benny Safdie), mendekatinya dan menawarkan kesempatan untuk menjadi wajah liga tersebut. Happy semula menolak, tetapi dorongan emosional dari Vienna dan dukungan dari sesepuh golf seperti John Daly memberinya harapan – bahwa ia bisa bangkit lagi. Screen Rant+3Wikipedia+3Wikipedia+3
Di tengah persiapan kembali ke lapangan, Happy menghadapi berbagai ujian: perjuangan mengendalikan kecanduannya pada alkohol, tekanan mental karena rasa bersalah atas kematian istrinya, serta persaingan yang makin keras dari pemain golf generasi baru dan sistem liga yang ada. Wikipedia+2Roger Ebert+2
Pertandingan turnamen utama pun menjadi pusat klimaksnya, di mana Happy bersama caddie barunya, Oscar Mejías, menghadapi lawan-lawan kuat dari Maxi Golf dan Tour Championship, termasuk rival lamanya, Shooter McGavin (Christopher McDonald). Dengan bantuan sekutu baru dan lama – dari pelatih, keluarga, hingga lawan yang bersimpati – Happy berjuang tidak hanya untuk uang, tetapi untuk memulihkan harga diri dan merapuhkan dominasi liga yang terlalu mengedepankan kekuatan teknis daripada semangat olahraga sejati. Roger Ebert+3Wikipedia+3Wikipedia+3
Di babak penentuan, terjadi duel ketat. Happy dihadapkan pada pilihan moral saat pengaturan dan kecurangan liga Maxi Golf terungkap. Dengan tekad dan dukungan emosional, ia berusaha memenangkan pertandingan final – bukan hanya supaya Vienna bisa ke sekolah balet, tetapi agar ia bisa menebus masa lalunya dan menunjukkan bahwa seorang “Happy Gilmore” bukan hanya golf, tapi juga tentang kejujuran, cinta keluarga, dan semangat pantang menyerah. Screen Rant+3Wikipedia+3Roger Ebert+3
Firman sinematografi dan komedi khas Sandler tetap hadir: pukulan golf ekstrem, lelucon slapstick, cameo-cameo dari tokoh nyata di dunia golf, juga momen-momen emosional yang mengena. Semua ini dibumbui unsur nostalgia dari karakter dan adegan era 90-an – tetapi dibuat lebih dewasa dan reflektif untuk mencerminkan usia dan pengalaman sang tokoh utama. Wikipedia+2Screen Rant+2
Akting Adam Sandler mendapat pujian karena berhasil menggabungkan humor kasar dengan ekspresi kerentanan yang tulus. Keluar dari zona nyaman, film ini mengingatkan bahwa di balik tawa ada luka – dan terkadang untuk sembuh kita harus kembali ke apa yang paling kita kenal.
Jangan lewatkan kisah bangkit kembali yang penuh tawa, air mata, dan pukulan golf mematikan ini hanya di Filmkita21.
