“Gara-Gara Warisan (2022) adalah drama-komedi keluarga tentang tiga saudara yang terjebak konflik demi warisan, penuh tawa, air mata, dan pelajaran hidup.”
SINOPSIS FILM: Gara-Gara Warisan (2022)
Gara-Gara Warisan (2022) adalah film drama-komedi keluarga Indonesia yang disutradarai oleh Hanung Bramantyo. Film ini menghadirkan cerita penuh emosi tentang perebutan warisan yang tidak hanya memunculkan konflik, tetapi juga mengungkap cinta, pengorbanan, dan makna keluarga yang sesungguhnya.
Kisahnya dimulai dengan sosok Dharma, seorang ayah tunggal yang mengelola sebuah rumah makan sederhana bernama Waroeng Madukoro. Dharma memiliki tiga anak yang sudah dewasa: Adam, Laras, dan Dika. Masing-masing anak memiliki karakter unik dan permasalahan pribadi. Adam adalah anak sulung yang perfeksionis dan keras kepala, Laras adalah anak perempuan dengan ambisi besar yang sering kali berbenturan dengan ego kakaknya, sementara Dika adalah anak bungsu yang lebih santai dan cenderung tidak terlalu peduli dengan urusan keluarga.
Ketika Dharma jatuh sakit, isu tentang siapa yang akan mewarisi Waroeng Madukoro pun mencuat. Adam merasa paling pantas karena ia selalu membantu ayahnya mengurus usaha tersebut. Laras menilai dirinya lebih layak karena memiliki wawasan bisnis yang lebih modern. Dika justru terlihat enggan, namun diam-diam ia punya pandangan berbeda tentang bagaimana melanjutkan usaha keluarga itu.
Pertengkaran demi pertengkaran pun terjadi. Film ini menampilkan berbagai adegan penuh komedi ketika ketiga saudara itu berseteru soal pembagian hak warisan, mulai dari perdebatan tentang resep makanan, pembukuan keuangan, hingga siapa yang lebih disayangi oleh ayah mereka. Namun, di balik kelucuan itu, terselip drama menyentuh yang memperlihatkan luka lama dalam hubungan keluarga mereka.
Konflik semakin panas ketika rahasia lama keluarga terungkap. Ternyata, Dharma menyimpan sebuah wasiat yang tidak hanya menyebutkan pewaris Waroeng Madukoro, tetapi juga mengungkap cerita masa lalu yang tidak pernah diketahui oleh anak-anaknya. Wasiat itu menjadi titik balik yang memaksa Adam, Laras, dan Dika untuk menghadapi kebenaran, sekaligus belajar arti sebenarnya dari kata keluarga.
Salah satu kekuatan Gara-Gara Warisan (2022) adalah keseimbangan antara komedi dan drama. Adegan-adegan lucu yang lahir dari interaksi sehari-hari terasa natural dan dekat dengan realita masyarakat Indonesia. Di sisi lain, momen emosional seperti perdebatan sengit antara saudara, tangisan Laras saat merasa tidak dianggap, atau kebingungan Dika menghadapi pilihan hidupnya, memberikan kedalaman yang membuat penonton ikut merasakan gejolak batin para karakter.
Sinematografi film ini sederhana namun efektif, menampilkan suasana rumah makan khas Indonesia yang hangat, penuh dengan aroma makanan dan interaksi pelanggan. Latar musik ringan dan emosional digunakan secara tepat untuk memperkuat nuansa cerita, membuat transisi antara komedi dan drama terasa mulus.
Akting para pemeran menjadi nilai tambah. Oka Antara sebagai Adam berhasil menampilkan karakter keras kepala dengan lapisan emosional yang kuat. Indah Permatasari sebagai Laras membawa energi segar dan penuh semangat, sementara Ge Pamungkas sebagai Dika menghadirkan sisi komedi sekaligus emosional yang seimbang. Yayu Unru sebagai Dharma memberikan performa yang mengharukan, memperlihatkan cinta seorang ayah kepada anak-anaknya meski sering tidak terucapkan.
Pesan moral dari Gara-Gara Warisan (2022) adalah bahwa harta bukanlah segalanya. Persaudaraan dan cinta keluarga jauh lebih berharga daripada materi. Film ini mengingatkan penonton bahwa warisan terbesar orang tua bukanlah harta benda, melainkan nilai kebersamaan, kasih sayang, dan pelajaran hidup.
Dengan kisah yang relatable, akting solid, serta paduan komedi dan drama yang pas, Gara-Gara Warisan (2022) menjadi salah satu film keluarga Indonesia yang layak ditonton dan dikenang.
Jangan lewatkan drama keluarga penuh tawa dan air mata ini hanya di Filmkita21.
