Everybody Loves Me When I’m Dead (2025) adalah film thriller kriminal dan satir dunia hiburan yang gelap, menggali sisi kelam ketenaran, obsesi publik, dan manipulasi media ketika seorang bintang besar meninggal secara misterius. Cerita film ini menggabungkan drama psikologis, intrik industri hiburan, dan misteri kematian yang penuh kejutan.
SINOPSIS
Everybody Loves Me When I’m Dead (2025) berfokus pada sosok Evelyn Hart, seorang aktris legendaris Hollywood yang kariernya meredup setelah serangkaian skandal pribadi dan tekanan mental akibat sorotan publik. Setelah bertahun-tahun menghilang, Evelyn tiba-tiba kembali ke dunia hiburan melalui proyek film ambisius yang disebut-sebut sebagai “comeback terbesar dekade ini”. Namun sebelum film tersebut selesai, Evelyn ditemukan meninggal di rumahnya dalam keadaan misterius.
Berita kematian Evelyn mengguncang dunia hiburan. Media dan publik tiba-tiba kembali mencintai dan memuja sosok yang sebelumnya mereka cela. Dalam waktu singkat, Evelyn menjadi ikon tragis, dan proyek film terakhirnya naik daun secara viral. Namun di balik sorotan glamor, jurnalis investigasi Mara Blake mulai mencurigai bahwa kematian Evelyn bukanlah kecelakaan biasa.
Film Everybody Loves Me When I’m Dead membawa penonton ke dalam labirin konspirasi industri film Hollywood yang penuh manipulasi dan rahasia kelam. Mara menemukan jejak dugaan pembunuhan yang melibatkan produser besar, mantan kekasih Evelyn, serta beberapa orang dalam lingkaran terdekat sang aktris. Setiap petunjuk membuka lapisan baru dari kehidupan Evelyn yang dipenuhi tekanan, kesepian, dan ketakutan.
Narasi film ini disusun secara tidak linear, memadukan potongan wawancara, rekaman film unfinished, dan kilas balik kehidupan Evelyn yang semakin membingungkan. Semakin dalam Mara menggali, semakin ia menyadari bahwa semua orang di sekitar Evelyn memiliki motif untuk “mencintainya” — baik saat hidup maupun setelah mati.
Klimaks Everybody Loves Me When I’m Dead (2025) terjadi ketika Mara berhasil mengumpulkan bukti bahwa kematian Evelyn sengaja diskenariokan oleh studio untuk mendongkrak nilai proyek film terakhirnya. Adegan konfrontasi dengan produser utama berlangsung di ruang editing film, tempat semua rekaman kematian palsu dan manipulasi media disimpan. Ketegangan meningkat saat Mara harus memilih antara membongkar kebenaran atau ikut “menjual” kisah tragis Evelyn ke publik demi keselamatannya sendiri.
Akhir film menghadirkan nuansa satir dan getir: Mara mempublikasikan sebagian kebenaran, namun industri hiburan memelintir cerita tersebut menjadi kampanye promosi raksasa. Evelyn Hart menjadi legenda abadi, bukan karena hidupnya, tapi karena cara kematiannya dikomersialisasi. Film berakhir dengan cuplikan suara Evelyn: “Mereka semua akan mencintai ketika aku sudah mati.”
Film ini menyajikan kombinasi thriller psikologis, drama industri hiburan, dan satir tajam terhadap budaya selebritas, mengajak penonton mempertanyakan: apakah cinta publik nyata, atau hanya permainan citra?
Tonton langsung Everybody Loves Me When I’m Dead (2025) subtitle Indonesia hanya di Filmkita21, dan rasakan misteri kelam di balik kematian bintang legendaris Hollywood.