“Dao Khanong (2016) adalah film drama-arthouse asal Thailand, ketika kisah pembunuhan legendaris di Bangkok dipadukan dengan narasi modern penuh refleksi dan satir sosial.”
SINOPSIS FILM: Dao Khanong (2016)
Dao Khanong (2016), dikenal juga dengan judul internasional By the Time It Gets Dark, adalah film drama-arthouse Thailand karya sutradara Anocha Suwichakornpong. Film ini bukan sekadar tontonan, tetapi juga sebuah eksplorasi visual tentang sejarah, ingatan, dan bagaimana peristiwa kelam masa lalu tetap menghantui kehidupan generasi berikutnya.
Cerita berpusat pada seorang pembuat film yang sedang berusaha menggarap kisah tentang pembantaian mahasiswa tahun 1976 di Thammasat University, sebuah peristiwa nyata yang traumatis dalam sejarah Thailand. Dalam proses itu, ia bertemu seorang mantan aktivis yang selamat dari tragedi tersebut. Namun, alih-alih sekadar menghadirkan dokumentasi linear, Dao Khanong (2016) menampilkan narasi yang terpecah-pecah, mencampurkan realita, mimpi, dan refleksi personal.
Konflik utama bukan hanya tentang bagaimana peristiwa itu diceritakan, tetapi juga bagaimana ingatan kolektif dibentuk. Penonton diajak menyaksikan fragmen cerita dari sudut pandang berbeda: seorang petani tembakau, seorang pekerja kafe, seorang selebritas, hingga sosok-sosok yang seakan hidup di antara kenyataan dan ilusi. Cerita Dao Khanong (2016) memperlihatkan betapa sulitnya menangkap kebenaran sejarah, karena ia selalu dipengaruhi oleh sudut pandang, politik, dan waktu.
Film ini kaya akan simbolisme dan metafora visual. Adegan-adegan panjang tanpa dialog, peralihan identitas karakter, hingga penggambaran alam yang tenang namun penuh makna, menjadikan film ini karya arthouse yang menantang namun menggugah.
Sinematografi memikat dengan gambar yang indah namun melankolis, memperlihatkan perbedaan antara pedesaan yang damai dan bayang-bayang kekerasan masa lalu. Penggunaan cahaya alami, tempo lambat, dan shot panjang memperkuat kesan kontemplatif. Musik dan suasana ambient menambah kedalaman emosional, membuat penonton tenggelam dalam perenungan.
Para aktor tampil dengan gaya realistis, seolah bukan sedang berakting melainkan benar-benar hidup dalam karakter mereka. Kehadiran berbagai tokoh yang berganti-ganti tanpa penjelasan tegas justru memperkuat tema utama film: ingatan yang terpecah dan sulit dipahami.
Dao Khanong (2016) bukan film untuk semua orang. Ia menantang, penuh ambiguitas, dan menuntut penonton untuk berpikir. Namun, bagi mereka yang mau masuk ke dalam dunia simbolik dan reflektifnya, film ini adalah pengalaman sinema yang unik dan mendalam.
Dengan tema besar tentang sejarah, memori, dan representasi, film ini menegaskan posisi Anocha Suwichakornpong sebagai salah satu sutradara paling visioner di Asia Tenggara.
Jangan lewatkan pengalaman sinema kontemplatif ini hanya di Filmkita21.